Pengenalan Ragam Motif Batik
Batik sudah menjadi penunjuk budaya yang dikenal dan menonjol (landmark) bagi bangsa Indonesia, maka bangsa-bangsa di dunia jika ingin berburu batik tentunya ke Indonesia. Industri batik di Indonesia memang menjanjikan, batik diproduksi tidak hanya di pabrik-pabrik saja, juga skala kecil berupa industri rumah tangga (home industri) pun menjamur.
Potensi dan Tantangan Industri Batik Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman batik yang tersebar di seluruh nusantara mulai dari batik Cirebon, Pekalongan, Solo, Yogyakarta sampai ke batik Ubud di daerah timur Indonesia. Seluruh batik tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Tapi seberapa besar potensi tersebut? Mari kita simak potensi industri batik Indonesia.
Dalam peradaban bangsa-bangsa di dunia, masyarakat Indonesia semakin dekat dengan Asean Economic Community 2015 (AEC). Dengan diberlakukannya Asean Economic Community maka akan terbuka perdagangan bebas dari segi barang dan jasa maupun keahlian manusia yang dalam hal ini adalah pekerja. Jika dilihat dari perspektif yang positif artinya Indonesia akan mempunyai perluasan pasar keseluruh Negara yang masuk kedalam anggota ASEAN yang berjumlah kurang lebih 608 Juta Jiwa yang artinya 3 kali lipat dari pasar ekonomi dalam negeri kita saat ini. Akan tetapi hal ini dapat terjadi sebaliknya, dimana pasar Indonesia dapat dimasuki oleh seluruh negara anggota ASEAN dan menguasai industri dalam negeri kita ini.
Potensi Industri Batik Indonesia
Penerapan AEC 2015 dapat memberikan dampak negatif dan positif terhadap industri batik Indonesia. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda wajib mengetahui bagaimana cara membantu industri batik Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 ini.
Untuk memulainya mari kita cari tau lebih lanjut seberapa besar nilai ekonomi dari industri batik Indonesia dan Negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor batik Indonesia. Menurut data dari Departemen Perdagangan . Republik Indonesia mengenai perkembangan ekspor batik Indonesia pada tahun 2003 - 2007 seperti dibawah ini:
Dari data lama ini dapat terlihat, sejak dulu eksport bati Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa dengan porsi ekonomi yang sangat besar. Dimana industri batik pada usaha keil dan menengah telah mencapai US$ 99 Juta pada tahun 2004, US$ 104.5 Juta pada tahun 2005 dan US$ 110 Juta pada tahun 2006. Porsi ekspor terbesar masih pada jenis kain batik secara umum, atasan batik pria, atasan batik wanita, dan bawahan batik wanita.
Jika dilihat dari potensinya, dengan asumsi perkembangan statis 5% per tahunnya, ekspor batik Indonesia sudah mencapai US 150 Juta atau sama dengan 1,8 Trilliun dengan penyerapan kerja 1,3 Juta jiwa pada tahun 2015.
Tantangan Industri Batik Indonesia
Pangsa pasar industri batik dari dan oleh pegusaha luar negeri merupakan tantangan bagi industri batik Indonesia. Menurut Rachmat Gobel, mantan Menteri Perdangan Indonesia pada 31 Juli 2015, bahwa Import kain bermotif batik di Indonesia juga terus meningkat tajam mencapai 24,1 persen atau sama dengan US$ 28 Juta pada tahun 2014 dapat menjadi US$ 34 Juta pada tahun 2015 ini. Tentunya hal ini bukan kabar baik untuk industri batik Indonesia jika pertumbuhannya ekspor hanya 5% sedangkan kenaikan impor 17,6% per tahunnya. Oleh karena itu kita harus meningkatkan lagi pertumbuhan industri batik di Indonesia. Selain itu jika dilihat dari Negara tujuan ekspor, bukanlah kabar baik bagi industri batik di Indonesia.
Mari kita simak data tujuan eksport pada tahun 2003 - 2007 pada salah satu produk utama kita yaitu kain batik secara umum :
Dilihat dari tabel di atas terlihat bahwa negara tujuan ekspor terbesar Indonesia kebanyakan bukanlah negara ASEAN. Hal ini menunjukkan negara - negara ASEAN bukan menjadi prioritas utama ekspor industri batik untuk tumbuh dan berkembang. Tujuan utama ekspor industri batik kita merupakan Negara-Negara Eropa dan Amerika yang dimana saat itu sedang mengalami krisis untuk Eropa, hanya Amerika Serikat yang pertumbuhan ekonominya membaik.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk industri batik Indonesia, dimana pada akhir 2015, pintu perdagangan AEC akan terbuka bebas dimana barang asing termasuk import barang bermotif batik dapat memasuki pasar dalam negeri. Disisi lain memang pasar ASEAN terbuka bagi Indonesia akan tetapi sayangnya ASEAN bukanlah Negara-Negara terbesar tujuan ekspor batik Indonesia. Batik Indonesia harus melakukan penetrasi (tembus) pasar ke Negara ASEAN lebih gencar agar dapat meningkatkan nilai ekspor batik ke Negara-Negara tersebut.
Dukungan Generasi Muda untuk Industri Batik Indonesia
Dengan adanya potensi dan tantangan yang besar bagi industri batik Indonesia, kita sebagai generasi muda yang peduli akan pelestarian batik sudah seharusya membantu industri batik dengan melakukan beberapa inisiatif sebagai berikut :
a. Initiate
Melakukan inisiatif di lingkungan terdekat atau komunitas untuk menyebarkan awareness (kesadaran) batik Indonesia.
b. Act
Bertindak nyata untuk batik Indonesia dengan melakukan transfer knowledge kepada para pengerajin batik di Indonesia mengenai cara manajemen bisnis dan juga promosi.
c. Inspire
Mendukung secara penuh batik Indonesia dengan membeli dan mempromosikan batik Indonesia.
Sebagai generasi muda yang memiliki pengetahuan dan semangat yang tinggi. Mari kita salurkan ilm dan semangat kita untuk memajukan bangsa, salah satunya melalui batik.
Kendala yang ada dalam pembuatan dan pemasaran batik Pekalongan
Dalam proses pembuatan Industri batik Pekalongan khususnya home inustri batiknya banyak mengalami kendala seperti di saat musim hujan, tempat pengeringan, penggusaha batik modern, pemasaran batik tiga negeri, dan kepuasan konsumen.
Musim hujan adalah masa yang sangat sulit untuk mengeringkan Batik, karena pengeringan lebih bagus menggunakan sinar matahari. Selain musim hujan menjadikan kendala, tempat pengeringan juga harus luas. Jika tidak memiliki tempat yang luas maka mengeringkan batik menjadi sulit, untuk itu biasanya masyarakat batik mencari alternatif tempat lain yaitu dilapangan pada saat tidak digunakan bermain. Cara lain apabila tidak ada tempat yang luas maka membuat jemuran dari bambu secaa bereret sehingga tidak memakan tempat yang luas.
Pengusaha batik tradisional yang proses batiknya diturunkan secara turun-temurun juga mengalami kendala dengan adannya persaingan batik yang sekarang mengalami kemajuan. Persaingan dengan pengusaha batik yang sudah maju dngan menggunakan alat modern dan pabrik-pabrik batik yang sudah semakin canggih yang dapat memproduksi batik secara besar-besaran
Pemasaran suatu produk juga bisa menjadi kendala karena meyakinkan konsumen untuk tertarik pada sebuah produk yang sudah di produksi. Produsen harus pandai memasarkan kepada konsumen dan harus bisa memastikan bahwa produk yang di buat benar-benar berkwalitas bagus.
Selain kendala di dalam pembuatan batik ada juga kendala dalam pemasaran batik seperti batik tulis tiga negeri yang kwalitasnya sangat bagus, tetapi hargannya yang cukup mahal menjadikan kendala dalam pemasaran. Pembeli batik tulis tiga negeri pada umumnya masyarakat golongan ekonomi kelas. atas, dan orang-orang kalangan bawah tidak mampu untuk membeli kain batik tulis tersebut.
Beberapa kendala lain yaitu dari konsumen yang merasa kecewa apabila mencari barang yang dinginkan tetapi tidak ada. Kekecewaan konsumen misanya karena bentuk motif dan bentuk pakaian yang dicari sudah berubah, sehingga konsumen harus memesan dulu barang yang dinginkan dan menunggu cukup lama hingga barangnya jadi.
Post a Comment