Trik Beli Saham Dengan Cara DCA (Dollar Cost Averaging) dan Lump Sum
Hey anak-anak milenial yang lagi asik dengerin Glimpse Of Us nya Joji atau kalian lagi dengerin Tak Ingin Usainya Keisya Levronka bolehlah sambil ngegalau kalian bisa sambil nambah-nambah ilmu tentang saham dikit-dikit. Melanjut tulisan gua mengenai Bagaimana Cara Menabung Saham? yang udah lama banget gak gua lanjut-lanjutin.
Artikel terkait : Bagaimana Cara Menabung Saham?
Setelah kalian tau gimana cara nabung saham dari awal sampai akhir nah sekarang gua akan bahas gimana metode yang benar dalam membeli suatu saham. Metode ini sudah teruji untung jika kalian benar dalam penerapannya. Apa nama metodenya???? DCA alias Dollar Cost Averaging.
Link Beli Buku “The Super Scalper” dari Bekti Sutikna
DCA (Dollar Cost Averaging)
DCA (Dollar Cost Averaging) artinya salah satu strategi menabung saham secara rutin dan konsisten dalam suatu periode, yang tak perlu modal awal yang besar dan juga tanpa perlu mencari timing yang pas saat beli.
- Cari saham dengan fundamental baik dan valuasi wajar
- Tentukan alokasi dana yang disesuaikan dengan perencanaan keuangan per bulan
- Konsisten membeli saham tersebut secara berjangka
Kelebihan
- Mengurangi resiko dalam berinvestasi
- Tidak perlu terus memantau market
- Terhindar dari FOMO
Kekurangan dari DCA ini yaitu kemungkinan mendapatkan return lebih kecil dibanding metode lain seperti Lump Sum.
Masih Bingung?
Contoh lain :
Jamet DCA saham $ABCD secara rutin sehabis gajian
1 Januari : buy 5 lot di harga 1000
1 Feburari : buy 5 lot di harga 1100
1 Maret : buy 5 lot di harga 1200
1 April : buy 5 lot di harga 1200
1 Mei : buy 5 lot di harga 1000
Jadi, rata-rata harga saham punya Jamet 1100/lmbr
Kunci suksesnya metode ini adalah disiplin dan konsisten! Lakuin terus di tanggal yang sama, setiap bulannya. Kalo misalkan dana kalian kurang, ya coba untuk beli saham lain yang menurut kalian merupakan saham yang bagus. Kalo bisa kalian lakukan diversifikasi, jadi kalian beli sektor yang berbeda-beda, jadi kalo yang 1 lagi turun, 1 nya lagi bisa naik. Kurang lebih gitu. Lagian diversifikasi dalam pasar saham juga perlu dipelajari jadi tidak ada salahnya. Biar lebih jelas apa itu diversifikasi bisa ditonton nih videonya Bang Timothy Ronald.
Lump Sum
Mari kita lanjut belajarnya, value Investing adalah metode membeli saham yang dipake Warren Buffet dan Lo Kheng Hong. Simpelnya, kalian cari saham diskon yang harganya lagi jatoh, keep selama mungkin, jual pas harganya lagi mahal.
Metode ini cara pembeliannya yaitu dengan metode Lump Sum alias 1 harga dalam jumlah yang banyak ketika harga benar-benar lagi diskon namun tetap harus dihitung harga wajarnya. Gimana cara ngitung harga wajar??? nanti deh gua jelasin kalo ada waktu atau kalian bisa deh cari dulu di youtube cara hitung harga wajar saham. Nah harga diskon itu harga dibawah harga wajarnya atau kalau kata Pak Lo Kheng Hong Ferrari harga Avanza.
Nah kalo arti sebenernya Lump Sum adalah menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya. Beli tinggal aja dan lalu jual ketika harga tinggi.
Metode ini udah gua coba di salah satu saham Blue chip ketika awal-awal Covid 19 masuk Indonesia, yang menurut gue turun harganya terlalu sadis, gua hitung harga wajarnya lagi diskon gila-gilaan karena sentimen negatif. Gua check fundamentalnya, perusahaan baik-baik aja. Akhirnya gua batalin deposito gua, langsung serok sebanyak-banyaknya. Karena gua yakin dari hitungan gua ini akan naik nantinya.
Link Beli Buku “101 Lo Kheng Hong Wisdom” dari Lukas Setia Atmaja
Jadi disaat orang-orang panik jual karena sentimen negatif Covid 19 pada bulan Maret 2020 BMRI low mencapai 3.780 dan BBCA low mencapai 4.325 (harga setelah StockSplit). Gua malah beli diharga murah meriah. Salah satu pembelajaran Mbah Buffet juga sebenernya hal ini.
Salam Cuan…..
Post a Comment